Name:

Alamat:

Email:


Sabtu, 18 April 2015

LAPORAN PERJALANAN KE TEMPAT WISATA
“KOTA TUA JAKARTA”

Nama                         :  Riyan Abdul Wakhid
NPM               : 19614556
Kelas              : 1 SA 07
Perjalanan pada hari/tanggal Minggu, 12 April 2015 di tempat wisata Kota Tua Jakarta
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas SoftSkill #.








Sejarah Kota Tua Jakarta
Sebelum melaporkan hasil perjalanan wisata ke kota tua, ada baiknya kita mengetahui sejarah dari Kota Tua Jakarta :
Terbentuknya Kota Tua Jakarta diawali dengan munculnya sebuah kerajaan yang bernama Padjadjaran, jauh sebelum dikenal Sunda Kalapa. Nama Sunda Kalapa sendiri merupakan nama resmi tertua dari Kota Jakarta yang terdiri atas dua unsur yaitu “Sunda” dan “Kalapa”. Nama Sunda dalam Sunda Kalapa baru muncul pada abad ke 10, disebutkan didalam prasasti Kebon Kopi II yang berangka tahun 854 Saka (932 Masehi). Pada masa sekarang ibukota dari Kerajaan Padjdjaran terletak di Batu Tulis, sebuah daerah yang berada di Bogor, Jawa Barat. Letak ibukota kerajaan ini dinyatakan dalam Prasasti Batutulis yang berangka tahun 1355 Saka (1433 Masehi), yang menyebutkan sebuah kota bernama Pakuan Padjadjaran.
Bersamaan dengan perkembangan kerajaan Padjadjaran, datanglah Bangsa Eropa pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Sunda Kalapa yaitu Portugis. Kedatangan Portugis pertama di Sunda Kalapa pada tahun 1513 Masehi dibawah pimpinan De Alvin. Ekspedisi kedua bangsa Portugis di bawah pimpinan Henrique Leme, bertujuan untuk mencari rempah-rempah dan mendirikan benteng perdagangan. Keinginan Portugis membuat benteng perdagangan di Sunda Kalapa ini terwujud dengan adanya perjanjian antara Prabu Surawisesa dengan Portugis pada tahun 1522. Perjanjian ini disebut sebagai perjanjian international pertama yang dilaksanakan di Nusantara, perjanjian ini dilakukan di Kota Pakuan Padjadjaran dan diabadikan dalam sebuah Padrao.
Seiring dengan adanya kerjasama antara kerajaan Padjadjaran dan Portugis, terjadi perkembangan yang signifikan terhadap kekuasaan Portugis di Sunda Kalapa. Melihat perkembangan kekuasaan Portugis yang begitu pesat, Kerajaan Demak dibantu oleh kerajaan Cirebon melakukan penyerangan terhadap Sunda Kalapa dibawah pimpinan Pangeran Fatahilah pada tahun 1526-1527. Dalam serangan tersebut Portugis berhasil dikalahkan dan Sunda Kalapa berhasil direbut dari kekuasaan Portugis. Jatuhnya Sunda Kalapa ke tangan Pangeran Fatahilah menandai berubahnya nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada tahun 1527.
Bangsa Eropa kedua yang berhasil singgah di Jayakarta adalah Belanda dibawah pimpinan Cornelis De Houtman dengan tujuan berdagang dan mencari rempah-rempah. Setelah kedatangan tim ekspedisi Belanda dibawah pimpinan De Houtman, semakin banyaklah orang Belanda yang datang dan singgah di Jayakarta untuk berdagang rempah-rempah. Perdagangan yang tidak teratur ini membuat Belanda kalah dengan Inggris yang telah pula berdagang di Jayakarta. Akhirnya, didirikanlah sebuah persekutuan dagang Belanda yang bernama Vereenigde Oostindische Compagnie atau yang biasa disingkat VOC pada tahun 1602. Tujuan didirikannya VOC adalah untuk untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Asia dan memperkuat diri terhadap ancaman persatuan dagang Inggris yaitu EIC. Tahun 1619 Belanda merebut Jayakarta dari Pangeran Fatahillah serta mengganti namanya menjadi Batavia. Penyerangan ini dipimpin oleh Gubernur Jenderal J.P. Coen. Sekitar 180 tahun berselang, VOC mengalami kemunduran yang luar biasa akibat banyaknya korupsi dan ketidakberesan yang terjadi didalam tubuh VOC. Hingga akhirnya pada tahun 1799 VOC resmi dibubarkan, dan berdirilah pemerintahan yang berada langsung dibawah kerajaan Belanda, diperintah oleh Raja Louis Napoleon.
Setelah pemerintahan Belanda di Nusantara berada dalam pengawasan langsung Kerajaan Belanda, maka diangkat beberapa Gubernur Jenderal baru utnuk memerintah dan bertanggung jawab terhadap Hindia Belanda. Salah satu yang cukup terkenal adalah Daendels yang memerintah sejak tahun 1808, juga terkenal sebagai pemimpin yang keras dan disiplin. Keputusan yang dibuat oleh Daendels turut berperan dalam pembangunan kota Batavia, diantaranya pembangunan pabrik senjata, pembangunan jalan raya, pembangunan benteng pertahanan dan lain sebagainya. Pemerintahan Belanda berakhir sepenuhnya di Nusantara setelah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perundingan Linggarjati pada tahun 1942.
Berakhirnya masa pemerintahan Belanda di Nusantara bukanlah akhir dari masa penderitaan dan penjajahan bangsa asing di Nusantara. Dengan ditandatanganinya perjanjian Linggarjati, kekuasaan atas Nusantara dilimpahkan dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Jepang. Masa pendudukan Jepang di Nusantara tergolong sangat singkat. Jepang berkuasa sejak tahun 1942 hingga 1945. Dalam propagandanya Jepang menyebarkan paham 3A yaitu Jepang sebagai pemimpin, pelindung, dan cahaya Asia. Jepang berharap dengan tampilnya sebagai “kakak besar” bangsa Indonesia, maka masa pendudukannya akan lebih mudah diterima oleh Rakyat Indonesia. Tujuan utama dari pendudukan Jepang ini adalah untuk membentuk persemakmuran berasama dengan Asia Timur Raya. Jepang menjadikan Batavia bentukan Belanda sebagai pusat kekuatan Jepang. Pada saat Jepang terlibat dalam perang dunia II, Batavia yang telah berganti nama menjadi Jakarta dijadikan tempat pelatihan tentara, tempat pemerintahan pusat, serta tempat pemusatan kekuatan militer Jepang. Jepang juga melatih putera-puteri Indonesia untuk siap berperang dengan dibentuknya PETA. Demi mengambil hati rakyat Indonesia, Jepang juga menjanjikan kemerdekaan, salah satu caranya dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945.
Keputusan Jepang untuk melibatkan diri dalam Perang Dunia II adalah hal yang fatal. Pada tahun 1945, Sekutu menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, dua kota penting milik Jepang. Peristiwa ini dipergunakan oleh pemuda Indonesia untuk mendesak angkatan tua untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya setelah melalui pertimbangan matang, pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya di Jakarta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur No. 17. Lokasi pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan adalah rumah dari tokoh nasional Indonesia yaitu Soekarno. Pada saat pembacaan naskah Proklamasi, Soekarno ditemani oleh Hatta. Keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama. Penyebar luasan berita mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui stasiun radio RRI Jakarta.
Semenjak kemerdekaan Indonesia di proklamirkan, Jakarta menjadi pusat pemerintahan dan Ibukota Indonesia. Jakarta pernah kehilangan perannya sebagai ibukota Negara saat situasi pra kemerdekaan tidak kondusif dan ibukota serta pusat pemerintahan terpaksa dipindahkan ke Jogjakarta. Namun pemindahan ibukota ini tidak permanen, sehingga setelah kondisi aman Ibukota dan Pusat pemerintahan Indonesia dikembalikan ke Jakarta hingga sekarang.

Laporan Perjalanan wisata ke Kota Tua Jakarta
            Perjalanan ke tempat wisata Kota Tua Jakarta saya lakukan pada hari Minggu tanggal 12 April 2015 pada pukul 10 pagi. Saya mengajak keluarga untuk mengunjungi Kota Tua Jakarta. Kami sampai di kota tua pada pukul 11.30 pagi, sesampainya di kota tua, saya mengajak keluarga untuk masuk ke Museum Seni Rupa dan Keramik, sebelum memasuki Museum Seni Rupa dan Keramik, kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama, berikut foto saya dan keluarga di depan Museum Seni Rupa dan Keramik :








 



                                                                                                                       







                Setelah foto bersama, kami mulai masuk kedalam Museum Seni Rupa dan Keramik, sebelum itu kami harus membeli tiket masuk dengan harga Rp. 5.000 per tiket. Berikut ini foto sebelum kami memasuki ruangan di Museum Seni Rupa dan Keramik:



              







Kami mulai memasuki ruang pertama yaitu Ruang Sejarah Gedung, di ruangan ini berisi sejarah gedung, saya tidak mengambil gambar di ruangan ini, karena di pintu masuk ada tulisan dilarang foto-foto tanpa izin penjaga, berhubung ruang 1 sampai  ruang 3 berdekatan dengan ruang penjaga, jadi sampai ruang 3 saya tidak bisa memberikan gambar. Ruang selanjutnya yaitu Ruang Pengenalan, yang berisi mengenai definisi seni. Kemudian memasuki ruangan yang ke 3 yaitu Ruang Masa Prasejarah, setelah itu kami naik ke lantai atas dan masuk di ruang Lukisan Tradisional, disini ada beberapa macam lukisan dari pelukis yang terkenal, berikut beberapa lukisannya :



                                                                                    Lukisan “Babat Alas Martani 1990”
                                                                                                                                       Karya Sumbar P. Sunu
                                                                                                                                               
                    Lukisan “Singa & Ular”                                                                                              Lukisan “Begawan Ciptaning 2008”
                        Karya R. Saleh. S                                                                                                                                                                      Karya Rastika                 



                                                                                                                                                                                                                                   

Di lantai atas saya mulai mengambil gambar, karena sudah jauh dari tempat penjaga gedung. Kemudian kami memasuki ruang-ruang selanjutnya seperti Ruang Masa Persagi, Ruang Masa Mooi Indie, Ruang Masa Jepang, Ruang Masa Sanggar, Ruang Masa Lekra, Ruang Akademi Seni Rupa, Ruang Masa Orde Baru, Ruang Seni Rupa Baru.
Ruang Masa Persagi                                                           Ruang Masa Mooi Indie                                          Ruang Masa Jepang
                                                                                                                                                       





Ruang Masa Sanggar                                                                          Ruang Masa Lekra                               Ruang Masa Akademi Seni Rupa








Ruang Masa Orde Baru                                                                    Ruang Masa Seni Rupa Baru









                                                                                                                                                                                                                                 

Setelah memasuki beberapa ruangan, kami istirahat dan duduk-duduk, di sela-sela waktu istirahat saya pengen mencoba belajar membuat keramik dari tanah liat, berikut ini gambar saat saya belajar membuat keramik :
 















Setelah selesai belajar membuat keramik, saya ikut keluarga beristirahat dan sholat, kemudian kami melanjutkan untuk memasuki beberapa ruangan lagi, kami masuk ke ruangan sejarah keramik, disana saya melihat bentuk keramik-keramik jaman dahulu, ada juga ornamen yang menceritakan sebuah kapal besar yang karam di laut kemudian ditemukan koin-koin dan keramik-keramik yang berjatuhan dari kapal besar tersebut. Hal yang membuat saya kagum adalah keramik pada masa abad ke-14 dan keramik masa dinasti Ming dan Ching terdapat di sini. Betapa lama sekali usia keramik-keramik itu. Koleksi keramik di museum ini berasal dari berbagai wilayah Indonesia dan beberapa negara lainnya. Tentunya yang paling banyak adalah koleksi keramik dari Cina, berikut salah satu keramik pada abad 14 yang saya foto:
DSC_0590.JPG
Di ruangan itu juga saya mengabadikan foto saya bersama keluarga dengan latar belakang keramik-keramik yang bersejarah tersebut, berikut foto-fotonya :
IMG-20150412-00721.jpg
 

























                                                                                                                                                                    

Pada pukul 1 siang, kami keluar dari museum Seni Rupa dan Keramik, kemudian kami makan bersama, setelah selesai makan, saya mengajak keluarga untuk masuk ke Stasiun Jakarta, karena saya belum pernah masuk dan penasaran dengan bentuk bangunan stasiun Jakarta seperti apa,maka saya ajaklah keluarga untuk masuk ke stasiun tersebut, suasanan disana sangat ramai, banyak orang yang mengantre untuk membeli tiket kereta, setelah puas melihat-lihat suasana dan bentuk Stasiun Jakarta, kami langsung segera pulang. Pada pukul 3 sore kami pulang.

            Demikian laporan mengenai kunjungan saya dan keluarga ke tempat wisata Kota Tua Jakarta, saya merasa senang bisa mengunjungi salah satu tempat bersejarah di Jakarta, dan mendapatkan banyak pengetahuan mengenai sejarah-sejarah seni rupa dan keramik, meskipun tidak semua bangunan di kota tua yang saya kunjungi, namun suatu saat saya akan kembali berkunjung kesana, dan masuk ke semua bangunan yang ada di kota tua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar